Sunday, April 1, 2007

EFEKTIVITAS ISI PROGRAM SIARAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, DIALOG INTERAKTIF, RUANG KALUARGA PRO 4 RRI TERHADAP KEBUTUHAN PENDENGAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Radio sebagai media komunikasi massa memegang peranan penting dalam penyebaran informasi kepada masyarakat. Kekhususan ciri yang dimilikinya menjadikan radio dapat menyebarkan informasi secara serentak dengan jangkauan wilayah yang luas. Berkaitan dengan peranan siaran radio dalam pembangunan, Amunugama; moses, (dalam Jahi, 1988) mengemukakan, sebagian besar pembangunan ekonomi di negara-negara yang sedang berkembang bergantung kepada keterlibatan seluruh masyarakat. Siaran radio dalam hal ini, satu-satunya cara yang paling efektif untuk mencapai mereka. Dengan program-program siarannya, radio dapat menyebarkan informasi tentang suatu inovasi dan hal-hal lainnya secara meluas sampai pelosok-pelosok yang sulit terjangkau alat transportasi. Radio melalui siarannya sekaligus dapat memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan karena merupakan syarat keberhasilan program pembangunan tersebut. Maka penyusunan program-program siaran radio haruslah disesuaikan dengan tujuan dan pelaksanaan pembangunan yang berlangsung.

Dalam pembangunan, media siaran radio biasanya digunakan untuk mengembangkan sumber daya manusia. Seperti dalam pendidikan formal maupun tidak formal digunakan untuk memecahkan masalah kuantitas, kualitas, dan kesempatan untuk mendapatkan jasa pendidikan tersebut. Radio (dengan bantuan bahan bacaan) telah digunakan di beberapa negara untuk mendidik anak-anak di sekolah yang tidak memiliki guru, yang terlatih bahkan untuk melatih para guru itu sendiri. Di samping digunakan untuk meningkatkan kualitas pengajaran (Jenkins dalam Jahi, 1982). Dalam pendidikan non formal misalnya, di Zaire, radio digunakan untuk mendidik penduduk pedesaannya memberi makan bayi baru lahir, vaksinasi anak-anak yang lebih tua, bagaimana memilih sayuran yang baik untuk makanan keluarga, dan cara-cara lain untuk menjaga kesehatan (McAnany dalam Schramm, 1971)

Radio merupakan salah satu media komunikasi massa mempunyai fungsi yang sama dengan media massa umumnya sebagai alat memberikan informasi (fungsi informatif), artinya melalui isinya seseorang dapat mengetahui, memahami sesuatu. Sebagai alat yang mendidik (fungsi edukatif), artinya isinya dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan moral seseorang. Sebagai alat menghibur (fungsi entertainment), yakni melalui isinya seseorang dapat terhibur, menyenangkan hatinya, memenuhi hobinya, mengisi waktu luangnya. (Ginting, 1996). Namun kegiatan mendengarkan radio lebih sering di dorong oleh motivasi mencari hiburan dibanding informasi dan pendidikan. Meskipun radio digunakan terutama untuk hiburan (Bogue, dalam Peigh, 1979), terbukti juga radio efektif digunakan sebagai media pendidikan (Jahi, 1988), seperti yang dilaksanakan di India dan banyak Negara dunia ketiga lainnya.

Menurut Ginting (1996) RRI Jakarta mempunyai posisi yang sangat strategis. Hal ini beralasan, sebab informasi melalui radio amat mudah dan dapat dengan cepat disampaikan, juga sifatnya lebih personal. Disamping itu jangkauan geografisnya lebih luas dibandingkan media massa lain, termasuk juga bila dibanding dengan media televisi. Di dalam jajaran media elektronik, pemilikan radio jauh lebih memasyarakat, sampai ke pelosok-pelosok pedesaan. Sehingga radio memiliki kemampuan besar untuk membentuk pendapat umum atau menghimpun opini public, sehingga radio disebut sebagai kekuatan kelima (the fifth estate)

Masalahnya adalah bagaimana RRI dalam mengemas pesan yang bersifat pendidikan, agar efektif disampaikan melalui media siaran. Sehingga dari masalah diatas menimbulkan pertanyaan, apakah topik dari isi acara RRI Jakarta mempengaruhi pendengar untuk memenuhi kebutuhannya? Apakah program acara siaran RRI Jakarta efektif dalam memenuhi kebutuhan pendengarnya yang berskala nasional?

B. Ruang Lingkup Permasalahan

Ruang lingkup permasalahan yang dibahas adalah program acara siaran pendidikan dan kebudayaan yaitu Ruang Keluarga di Pro 4 RRI Jakarta. Waktu siaran Senin sampai dengan Jumat pukul 09.00-10.00 WIB dengan format Dialog Interaktif. Acaranya berisi bahasan tentang pendidikan, sosial budaya, kesehatan, ekonomi dan konsultasi kesehatan keluarga & alternatif. Dengan demikian, penulis merumuskan judul masalah sebagai berikut: “Sejauhmana Efektivitas Program Acara Siaran Pendidikan dan Kebudayaan Ruang Keluarga, Dialog Interaktif Pro 4 RRI Jakarta Dalam Memenuhi Kebutuhan Pendengarnya?

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui efektivitas program acara siaran pendidikan dan kebudayaan Ruang Keluarga, Dialog Interaktif Pro 4 RRI Jakarta dalam memenuhi kebutuhan pendengarnya

BAB II

PROGRAM ACARA SIARAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RUANG KELUARGA DIALOG INTERAKTIF PRO 4 RRI JAKARTA

A. Acara Siaran Radio

Sejalan dengan sifat siaran radio yang memang harus memikat, maka program-program pendidikan, yang ditujukan untuk menimbulkan minat umum pada proyek-proyek pembangunan, membimbing para petani, ibu-ibu rumah tangga, anak-nank-anak sekolah, perlu disampaikan secara menarik (Moses, 1974). Karena pendengar radio selektif memilih acara, hanya acara yang menurut penilaiannya baik yang dinikmati, sementara acara yang menurutnya tidak baik akan dilewatkan begitu saja. Agar acara yang disiarkan menarik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

1. Acara harus sesuai sasaran/segmentasinya harus jelas, artinya sasaran yang akan dituju pasti dan jelas. Hal ini penting untuk memudahkan pengelola siaran dalam mengoloh. bahan siaran. Dengan sasaran /segmentasi yang jelas maka acara tersebut akan efektif.

2. Acara harus spesifik, isi acara hendaknya membahas materi yang khusus. Hanya satu topik yang dibahas secara menyeluruh. Artinya, dalam membahas harus diperhatikan aspek yang terkait dengan bidang yang dibahas.

3. Acara harus utuh, maksudnya pembahasan materi harus terjaga, tidak keluar dari konsep yang telah ditentukan. Mulai dari pengantar, permasalahan, pembahasan, dan penyelesaian masalah secara sistematis. Pada akhirnya di bagian penyelesaian dijabarkan tentang usulan sebagai jalan keluar untuk mengembangkan topik. Dengan demikian sistematika dan kesinambungan tetap terjaga.

4. Kemasan Acara harus bervariasi, acara dikemas dalam bentuk yang bervariasi, dapat ditampilkan dalam dua bentuk yaitu dialog dan monolog. Dalam dialog dapat ditampilkan dua orang atau lebih yang memiliki warna suara berbeda. Kontras warna suara ini sangat mendukung acara karena radio merupakan media audio yang hanya mampu menstimuli indera pendengaran.Dengan warna suara yang berbeda memudahkan pendengar untuk mengenali tokoh-tokoh yang terlibat dalam dialog tersebut. Sedangkan dalam bentuk monolog penyelenggara siaran dapat membuat variasi dengan menampilkan dua orang penyiar secara bergantian menyampaikan topic bahasan. Misalnya pada bagian pengantar diisi oleh suara penyiar wanita sedangkan pada bagian permasalahan, pembahasan diisi suara pria dan pada bagian akhir ditutup dengan suara wanita.

5. waktu yang dipilih untuk penyiaran suatu acara sudah tepat. Ketepatan ini didasari pada kebiasaan mendengar dari khalayak. Dengan demikian, acara tersebut akan efektif.

6. Acara harus orisinil, penyelenggara siaran harus menyajikan acara yang benar-benar hasil kerja tim kreatif studio tersebut., bukan tiruan, dalam arti acara seperti ini pernah disajikan stasiun lain yang kemudian dimodifikasi di sana-sini sehingga tampaknya orisinil. Bukan juga acara jiplakan. Hal ini terletak dari sudut pandang bahasan, tokoh yang tampil, dan latar belakang pembahasan materi tersebut karena orisinalitas menuntut kejujuran para penyelenggara siaran radio.

7. Acara harus disajikan dengan kualitas baik, mutu teknik suatu acara ikut menentukan sukses tidaknya acara di pasar. Pendengar selalu menuntut hasil yang prima tanpa noise (gangguan). Sebab pendengar sangat mendambakan kenyamanan dalam mendengarkan suatu acara siaran.

8. Acara harus disajikan dengan bahasa sederhana, artinya bahasa yang dipakai sehari-hari atau bahasa pergaulan. Usahakan menghindari kalimat-kalimat asing, bahasa ilmiah atau kata-kata baru. Gilang (dalam Ginting, 1996)

B. Program Radio

Terselenggaranya suatu siaran harus terlebih dahulu ada kelengkapan fasilitas untuk siaran radio. Bila hal ini telah tersedia, maka selanjutnya mempersiapkan penyusunan program siaran. Program yang baik biasanya mempunyai karakter yang jelas. Program radio adalah rangkaian acara radio sepanjang hari. Program ini dikelompokkan menjadi beberapa bagian berdasarkan pembagian waktu. Misalnya program pagi hari, disiarkan pukul 06.00-09.00. Sedangkan pukul 09.00-12.00 dan pukul 12.00-15.00 masuk dalam kelompok program siang hari. Begitu selanjutnya hingga acara pukul 24.00-08.00 yang termasuk dalam kelompok program dini hari. Pembagian program ini tidak baku, penyelenggara siaran dapat mengalokasikan waktu sesuai dengan kebutuhan, misalnya hanya membagi waktu siar menjadi tiga kelompok yaitu pagi, siang, dan malam.

Acara-acara yang telah diproduksi selanjutnya didistribusikan ke program waktu untuk mengisi jam siar yang tersedia. Pendistribusian atau penempatan suatu acara lazimnya didasari oleh hasil riset mengenai kebutuhan khalayak., kemampuan khalayak dalam menyerap isi pesan, dan kebiasaan dengar mereka. Dengan demikian terkait dengan segmentasi atau sasaran yang hendak dituju oleh stasiun radio. Sebab segmentasi khalayak menjadi penting mengingat begitu banyaknya khalayak pendengar radio. Segmentasi yang jelas akan mempertajam sasaran yang hendak dituju. .

Ketajaman segmentasi menjadikan acara siaran lebih terarah. Dengan demikian, setiap acara hanya ditujukan kepada khalayak yang menjadi sasaran. Sebab pada akhirnya, khalayak hanya memperhatikan acara yang sesuai dengan kebutuhannya.Gilang (dalam Ginting, 1996)

Jadi, dapat dikatakan bahwa kebutuhan pendengar, mendengarkan informasi acara siaran tentang berbagai topik dalam siaran pendidikan dan kebudayaan ruang keluarga dialog interaktif di Pro 4 RRI Jakarta untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Bila dikaitkan dengan program acara siaran RRI Jakarta sangat beragam, yang dipilah-pilah menjadi beberapa programa. Ada radio khusus Siaran Luar negeri dengan “Suara Indonesia”, ada Programa I RRI berisi informasi untuk pendengar di propinsi DKI Jakarta usia dewasa, Programa II untuk segmen pendengar remaja dan pemuda di Jakarta, Programa III khusus berita dan informasi nasional, dan programa IV adalah pendidikan dan kebudayaan yang berskala nasional.

Menurut Wirda Abdullah, Bagian Bidang Perencana Siaran RRI Jakarta dan sekaligus Penyusun Pola Siaran Ruang Keluarga, tujuan acara ini untuk memberikan informasi dan solusi yang bersifat mendidik dengan tujuan pendengar memperoleh pengetahuan terhadap hal-hal yang menyangkut permasalahan keluarga. Seperti bahasan tentang pendidikan, sosial budaya, kesehatan dan lain-lain. Contohnya masalah kesehatan tentang penyakit Aids, infeksi flu burung, atau masalah pendidikan tentang Hardiknas, tentang mutu pendidikan, guru demo dan muridnya tawuran, dan sebagainya. Dalam acara siaran yang berskala nasional ini pendengarnya tidak hanya dari Jakarta tetapi juga dari luar Jakarta, yang terlibat langsung (secara interaktif) berdialog dengan nara sumber melalui telepon atau sms.

C. Format Program Siaran Radio

Di Indonesia saat ini sudah terdapat ribuan stasiun radio swasta yang mengudara secara regional dan beberapa stasiun radio nasional yang dapat diperdengarkan ke seluruh tanah air. Ini membuat persaingan di dunia radio semakin ketat, akibatnya banyak bermunculan program-program baru dengan format acara yang khas di radio. Dengan radio, program-program yang bertujuan mendidik masyarakat tidak lagi bersifat satu arah dari penyiar ke khalayak saja, tetapi menjadi dua arah. Khalayak perlu dilibatkan dalam suatu dialog untuk mengetahui apa yang mereka butuhkan dan bagaimana membantu mereka memenuhi kebutuhan tersebut

Sejak RRI menjadi perusahaan jawatan (perjan), dalam perkembangannya saat ini, sebagai media siaran RRI Jakarta banyak mengalami perubahan dalam program acara siarannya. Melalui Pro 4-nya acara siaran pendidikan dan kebudayaan ruang keluarga dialog interaktif yang berskala nasional yang membahas topik tentang informasi yang menarik, untuk kepentingan masyarakat, bahkan merupakan suatu proram yang bersifat pendidikan.

Kaitannya dengan format acara siaran pendidikan dan kebudayaan ruang keluarga Pro 4 RRI Jakarta adalah dialog interaktif. Brandt, Sasono, dan Gunawan (2001) menjelaskan dialog interaktif atau talk show yaitu melibatkan interaksi antara pembawa acara atau presenter (dengan atau tanpa dilengkapi kehadiran pembicara yang diundang dari luar) di studio, dengan pendengar di luar studio (dalam beberapa kejadian, pendengar bisa juga diundang hadir di studio). Sifatnya sarat dengan muatan dialog ini. Mengenai topik sebuah talk show, Stokink (1997) mengatakan haruslah disiarkan sebuah masalah yang menjadi keprihatinan atau diminati masyarakat.

D. Tujuan dan Sasaran

Secara umum bertujuan untuk mengetahui efektivitas program acara siaran pendidikan dan kebudayaan ruang keluarga dialog interaktif di Pro 4 RRI Jakarta dalam memenuhi kebutuhan pendengarnya. Sedangkan sasaran yang hendak dicapai Pro 4 RRI Jakarta agar program acara siaran tersebut efektif adalah:

1. RRI dengan status barunya sebagai perusahaan Jawatan (Perjan) dalam hal penajaman segmentasi berusaha mengubah pendekatan broadcasting menjadi narrowcasting dengan menjangkau pendengar yang lebih khusus.

2. RRI dalam persaingannya meraih pendengar dengan radio-radio swasta, dikarenakan kebanyakan siaran-siarannya berbentuk penyampaian pesan bukannya mengkomunikasikan pesan. Seyogyanya sebuah stasiun (para pemilik dan pengelolanya) harus melihat, apa yang diinginkan oleh masyarakat dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat (wants dan needs).

3. RRI berusaha memiliki karakteristik yang khas, dan manajemen yang tertata rapi.

4. Pro 4 RRI Jakarta berusaha memberikan program siaran agar disenangi masyarakat. Menurut Terry D. Peigh dkk (1979) untuk memproduksi program siaran radio yang efektif haruslah didahului dengan studi mendetail tentang khalayak sasaran.

BAB III

ANALISIS PERMASALAHAN EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA SIARAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DALAM MEMENUHI

KEBUTUHAN PENDENGARNYA

Isi program siaran, terutama yang berkaitan dengan informasi pembangunan haruslah sepadan dengan kebutuhan khalayak yang dirasakan. Di mana pelayanan yang diperlukan khalayak untuk memenuhi anjuran-anjuran yang disiarkan melalui radio dapat diperoleh di lokasi yang dekat dengan tempat tinggal. Artinya, siaran yang menganjurkan masyarakat agar mempraktekkan cara-cara keluarga berencana dan memvaksinasi anak-anak mereka, misalnya tidak akan efektif, kecuali bila mereka dapat memperoleh pelayan kesehatan itu di desanya. Efektif tidaknya suatu pesan tergantung juga pada kemampuan programmer dalam menggunakan tiga unsur pesan dengan baik yaitu : Pertama, efek suara, berguna untuk mendorong pendengar untuk bereaksi. Kedua, musik yang berguna menciptakan suasana yang membangkitkan emosi. Ketiga, kata-kata untuk menciptakan kesan dialog dengan para pendengar. (Meinenda, 1981)

Peigh (1979) menganjurkan, untuk membuat program dan memproduksi siaran radio yang efektif, seperti membuat program pendidikan hendaklah dirancang berdasarkan studi yang mendalam tentang khalayak sasaran. Hanya melalui seleksi dan analisis yang ketat terhadap sasaran, seseorang programmer dapat menggunakan media radio secara maksimum untuk pembangunan sosial suatu daerah. Artinya, sebelum sebuah program disusun atau diproduksi, yang pertama harus diketahui adalah bagaimana sebenarnya khalayak yang dituju. Dengan demikian apa yang akan disampaikan dan bagaimana cara penyampaiannya melalui radio juga harus sesuai dengan khalayak sasaran. Sebab, kata Munandar (1982), khalayak akan menolak pesan yang tidak sesuai dengan pengalaman, pengetahuan, sikap, kebutuhan, dan nilai-nilai mereka. Namun, jika pesan disusun dan disampaikan dengan berorentasi pada khalayak sasaran, bisa diharapkan tujuan komunikasi akan tercapai.

Melalui Radio, program-program yang bertujuan mendidik masyarakat tidak lagi bersifat satu arah dari penyiar ke khalayak, tetapi menjadi dua arah. Artinya khalayak dilibatkan dalam suatu dialog untuk mengetahui apa yang mereka butuhkan dan bagaimana membantu mereka memenuhi kebutuhan tersebut (Banerjee, 1978; Moses, 1974; Rajasundaram, 1981)

Bila dikaitkan dengan permasalahan, kebutuhan pendengar Pro 4 RRI Jakarta, mendengarkan siaran pendidikan dan kebudayaan tentang berbagai topik, adalah untuk memenuhi kebutuhannya tentang ruang keluarga berupa informasi pendidikan selama berapa menit atau berapa jam setiap harinya, mulai Senin sampai dengan Jumat setiap pukul 09.00-10.00 WIB. Pendengar Pro 4 RRI Jakarta adalah pendengar yang berada di Jakarta maupun diluar Jakarta yang menghubungi langsung RRI lewat telepon dan sms. Format yang disajika dalam bentuk dialog interaktif. Pendengar Pro 4 RRI Jakarta, melalui pengarah acara dapat langsung menanyakan permasalahan yang dibahas nara sumber tentang topik dari masalah hangat yang sedang dibicarakan. Seperti membahas tentang pendidikan, sosial budaya, kesehatan, ekonomi dan konsultasi.kesehatan keluarga & alternatif.

Dengan demikian pendengar Pro 4 RRI Jakarta dilibatkan dalam suatu dialog langsung secara interaktif lewat telepon atau sms dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan dan mencari solusi bersama yang saling menguntungkan. Dalam hal ini pendengar mempeoleh kepuasaan, karena apa yang dicari seperti informasi tentang pendidikan dan sebagainya terpenuhi dari nara sumber (seorang tokoh/ahli/pakar) yang profesional dalam bidang masalah yang dikajinya.

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

EFEKTIVITAS SIARAN ACARA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RUANG KELUARGA, DIALOG INTERAKTIF PRO 4 RRI JAKARTA

DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PENDENGARNYA

Kesulitan yang dihadapi RRI, yang memiliki area pancaran terbesar, dalam persaingannya meraih pendengar ataupun pemirsa dengan radio-radio swasta antara lain dikarenakan kebanyakan siaran-siarannya berbentuk penyampaian pesan bukannya mengkomunikasikan pesan. Seyogyanya sebuah stasiun (para pemilik dan pengelolanya) harus melihat, apa yang diinginkan oleh masyarakat dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat (wants dan needs). Barulah setelah itu kita berpikir dengan cara apa dan bagaimana kita harus berkomunikasi dengan mereka (process)..

Salah satu kendala yang dihadapi untuk mengkomunikasikan pesan adalah keanekaragaman masyarakat Indonesia yang sangat besar heterogenitasnya. Karena itu untuk dapat berkomunikasi yang efektif mau tidak mau harus dilakukan pengelompokan untuk setidak-tidaknya dapat ditemukan homogenitasnya. Ini yang disebut segmentasi (segmentation) yang dapat dilakukan dari berbagai sudut pandang, seperti geographics- demoggrafis-sosio ekonomis-psychografis- perilaku bahkan sampai ke individual. Hasil segmentasi inilah yang akan menjadi dasar bagi penentuan format radio.

Untuk itu kata (Tubbs dan Moss 2000), komunikasi akan efektif apabila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Karena dengan efektivitas (Mulyana, 1996).dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Artinya komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.

Dengan demikian ada hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan peranan radio dalam pembangunan yaitu: (1) Waktu siaran. Pemilihan waktu siaran hendaknya sesuai dengan waktu luang yang dimiliki khalayak yang dituju. (2) Pesan-pesan pembangunan. Pengelompokkan program radio menjadi pembicaraan, drama, musik, berita, dan sebagainya seharusnya tidak mengurangi penggunaan radio untuk pembangunan dan kesejahteraan. Pesan-pesan pembangunan dapat disisipkan dengan mudah dalam seluruh program, bila program-program itu dianggap mendidik, (3) Lokalisasi pesan dan program. Lokalisasi pesan-pesan dan program sangat penting terutama di daerah yang terdapat perbedaan sosial dan kultural yang besar (Lozare, 1981)

Guna mengetahui sejauhmana acara-acara yang telah disiarkan mencapai tujuan, Evaluasi adalah hal yang penting dilakukan yaitu untuk menghindari kesalahan yang berkepanjangan, dan untuk meminimalkan kesalahan. Setelah suatu acara disiarkan tidak berarti selesai sampai disitu. ,Hal ini dapat dilakukan misalnya tiga atau enam bulan setelah acara disiarkan.

Hasil riset audiens yang digelar Lembaga Penelitian Komunikasi Universitas Indonesia (UI) (Sudibyo, 2004) menunjukkan RRI merupakan salah satu radio yang paling bagus ditangkap siarannya oleh public. Hal ini karena keunggulan komparatif seperti antena pemancar, stasiun relay dan infrastruktur lain yang tersebar di daerah. Di samping juga karena muatan siaran RRI yang notabene masih mencerminkan situasi dan kondisi lokal. RRI tetap teguh dengan warna lokal dengan muatan lokal macam siaran kesenian dan kebudayaan daerah seperti ketoprak, wayang kulit, wayang golek, ludruk, dan lain-lain, bahkan siaran khusus yang berkait dengan khazanah pertanian, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kerakyatan.

Tetapi survei radio yang dilakukan Unesco di 110 negara tahun 1971 misalnya, menunjukkan bahwa jumlah jam siaran program pendidikan setiap minggu kurang dari 3 persen dari seluruh waktu siaran radio. Waktu yang disediakan untuk siaran musik popular, drama, dan berita 40 kali lebih banyak daripada untuk siaran pendidikan (Schramm, 1977)

RI secara resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945 sebagai radio perjuangan. Dari tahun ke tahun radio ini mengalami perubahan, baik program acaranya maupun status. Pada era reformasi RRI berubah menjadi lembaga penyiaran public yang independent, netral dan mandiri serta senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Seiring perkembangan masyarakat dan teknologi, saat ini RRI mempunyai 59 stasiun penyiaran di Indonesia

Kini dalam hal penajaman segmen, RRI dengan status barunya sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) berbagai acara tidak lagi diproduksi dalam satu program, melainkan dipecah dalam beberapa program yang lebih fokus untuk khalayak pendengar yang lebih khusus. Diantaranya program 4 tentang siaran pendidikan dan kebudayaan yaitu ruang keluarga dengan format dialog interaktif. Acaranya berisi bahasan tentang pendidikan, social budaya, kesehatan, ekonomi, dan konsultai kesehatan keluarga & alternatif.

.

KESIMPULAN

Pro 4 RRI Jakarta mempunyai program acara siaran pendidikan dan kebudayaan ruang keluarga, dialog interaktif yaitu bentuk talk show dengan wawancara santai dan kadang-kadang diselingi musik. Dengan menghadirkan nara sumber, pengarah acara/pewawancara, dan penganalisis. Artinya khalayak pendengar dilibatkan dalam suatu dialog langsung yang bersifat dua arah (komunikasi interaktif).

Kini RRI dengan status barunya sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) mempunyai programmer yang mampu menyusun dan memproduksi acara siaran pendidikan dan kebudayaan ruang keluarga, Pro 4 RRI Jakarta sesuai dengan khalayak pendengar yang dituju. Sehingga dengan program acara yang sesuai dengan sasaran yang jelas, waktu siaran yang tepat dan menggunakan pesan dengan kata-kata yang tepat, mengena dan mudah dimengerti. Seperti efek suara, yang berguna untuk mendorong pendengar untuk bereaksi. Musik yang berguna menciptakan suasana yang membangkitkan emosi. Kata-kata untuk menciptakan kesan dialog dengan para pendengar.

Maka program acara yang disampaikan Pro 4 RRI Jakarta melalui penyiaran program acara pendidikan dan kebudayan ruang keluarga, dialog interaktif yang bersifat pendidikan, adalah efektif. Dengan demikian kebutuhan pendengar Jakarta dan di luar Jakarta terpenuhi akan informasi yang diperolehnya dari Pro 4 RRI Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Brandt, Torben, Erik Sasono, dan Arya Gunawan, Jurnalisme Radio Sebuah Panduan Praktis, Unesco, Jakarta: 2001.

Jahi, Amri, Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara Dunia ketiga: Suatu Pengantar, Gramedia, Jakarta: 1998.

Littlejohn, Stephen. W, Theories of Human Communication, Komunikasi Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung: 1996.

Munthe, Moeryanto Ginting, Media Komunikasi Radio, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta: 1996.

Sudibyo, Agus, Ekonomi Politik Media Penyiaran, LKiS Yogyakarta bekerjasama dengan ISAI Jakarta: 2004.

No comments: